A. Pengertian Tari Cokek
Dari daerah Tangerang Provinsi Banten mempunyai sebuah tarian yang unik yakni Tari Cokek. Cokek adalah sebuah tarian
tradisional dari daerah Tangerang yang dimainkan kali pertama sekitar
abad ke-19. Ketika itu, tarian ini diperkenalkan oleh Tan Sio Kek,
seorang tuan tanah
B. Sejarah Tari Cokek
Tionghoa di Tangerang yang sedang merayakan pesta. Dalam perayaan
pesta itu, Tan Sio Kek mengundang beberapa orang ternama yang tinggal di
Tangerang. Tan Sio Kek mengundang juga tiga orang musisi yang berasal
dari daratan Cina. Ketika itu, para musisi Cina hadir sambil membawa
beberapa buah alat musik dari negara asalnya.
Salah
satu alat musik yang mereka bawa yakni Rebab Dua Dawai. Atas
permintaan Tan Sio Kek, musisi itu kemudian memainkan alat musik yang
mereka bawa dari daratan Cina. Pada saat yang bersamaan, grup musik
milik Tan Sio Kek juga memainkan beberapa alat musik tradisional dari
daerah Tangerang, seperti seruling, gong serta kendang.
Lantunan
nada dari perpaduan alat musik daratan Cina dan Tangerang itu kemudian
dikenal dengan nama musik Gambang Kromong. Untuk meramaikan suasana
pesta, Tan Sio Kek menghadirkan tiga orang wanita. Sesuai permintaan
Tan Sio Kek, mereka menari mengikuti alunan musik yang dimainkan para
musisi. Para tamu yang menghadiri pesta menyebut ketiga penari itu
Cokek. Konon, Cokek merupakan sebutan bagi anak buah Tan Sio Kek. Sejak
saat itulah, masyarakat Tangerang di provinsi Banten mulai mengenal
nama tari Cokek.
C. Perkembangan Tari Cokek
Jika awalnya, tari Cokek hanya dimainkan
oleh tiga orang penari wanita. Kini, pertunjukan Cokek seringkali
dimainkan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita dan beberapa orang lelaki
sebagai pemain musik. Setiap kali pertunjukan, penampilan penari
Cokek disesuaikan dengan ciri khas wanita Banten yakni mengenakan
kebaya dan kain panjang sebagai bawahan. Biasanya, warna kebaya yang
dikenakan para penari Cokek relatif berkilau ketika terkena sinar
lampu, seperti hijau, merah, kuning, serta ungu. Yang tak pernah
ketinggalan dari penari Cokek yakni sehelai selendang.
D. Tata Cara Laksana Tari Cokek
Di
daerah Tangerang, tari Cokek biasanya dimainkan sebagai pertunjukan
hiburan saat warga Cina Benteng menyelenggarakan pesta pernikahan. Warga
Cina Benteng merupakan warga Tionghoa keturunan yang tinggal di daerah
Tangerang. Seringkali, tarian ini juga dimainkan sebagai tari
penyambutan bagi tamu kehormatan yang berkunjung ke Tangerang.
Lantunan musik Gambang Kromong dan gerakan penari yang terlihat gemah gemulai menjadi ciri khas dari pertunjukan tari Cokek. Di tengah pertunjukan, penari Cokek biasanya turun ke barisan penonton untuk memilih siapa yang akan diajak untuk menari bersama. Setiap kali tari Cokek dimainkan, tidak semua penari dapat menari bersama penari Cokek. Jika pertunjukan Cokek diselenggarakan untuk acara pernikahan, penari Cokek biasanya mengajak pengantin lelaki atau beberapa orang tamu undangan untuk menari bersama. Ketika diselenggarakan untuk menyambut tamu kehormatan, pejabat setempat dan tamu kehormatan itulah yang mendapat kesempatan pertama menari bersama penari Cokek.
Tanda ajakan dari penari yakni sehelai selendang yang dikalungkan ke leher para tamu. Masyarakat Tangerang beranggapan, jika sehelai selendang dari penari Cokek telah dikalungkan, pantang bagi tamu itu ataupun siapa saja untuk menolak. Penolakan itu diyakini dapat mencemarkan nama baik mereka sendiri. Biasanya, para tamu itulah yang nantinya menari bersama para penari Cokek hingga pertunjukan tari Cokek usai.
Lantunan musik Gambang Kromong dan gerakan penari yang terlihat gemah gemulai menjadi ciri khas dari pertunjukan tari Cokek. Di tengah pertunjukan, penari Cokek biasanya turun ke barisan penonton untuk memilih siapa yang akan diajak untuk menari bersama. Setiap kali tari Cokek dimainkan, tidak semua penari dapat menari bersama penari Cokek. Jika pertunjukan Cokek diselenggarakan untuk acara pernikahan, penari Cokek biasanya mengajak pengantin lelaki atau beberapa orang tamu undangan untuk menari bersama. Ketika diselenggarakan untuk menyambut tamu kehormatan, pejabat setempat dan tamu kehormatan itulah yang mendapat kesempatan pertama menari bersama penari Cokek.
Tanda ajakan dari penari yakni sehelai selendang yang dikalungkan ke leher para tamu. Masyarakat Tangerang beranggapan, jika sehelai selendang dari penari Cokek telah dikalungkan, pantang bagi tamu itu ataupun siapa saja untuk menolak. Penolakan itu diyakini dapat mencemarkan nama baik mereka sendiri. Biasanya, para tamu itulah yang nantinya menari bersama para penari Cokek hingga pertunjukan tari Cokek usai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar