Jumat, 05 Juli 2013

Tugas Makalah Sejarah Kebudayaan


KEBUDAYAAN LEMBAH SUNGAI INDUS
DAN INDIA KUNO

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan
Dosen Pembimbing : Arif Permana Putra, M.Pd





Oleh :
 
                                        -  Farid Nur Sofiah
                                        -  Ratih Nurlelawati
                                        -  Sazana Priyatna
                                        -  Dede Heni Nurhaeni
                                        -  Ali Saca

 

SEMESTER : VI (ENAM)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP SETIA BUDI RANGKAS BITUNG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
2013


 BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
India adalah negeri yang serba ganda, ganda dalam suku bangsa, ganda dalam budaya, dan ganda dalam soal kepercayaan.Oleh sebab itu, mempelajari agama Hindu terasa mengalami kesulitan.Jika kita lihat dari sudut pandang ilmu bangsa – bangsa, India adalah tanah yang beraneka ragam dan akibatnya ialah orang dapat melihat suatu kebudayaan yang beraneka ragam.Jika kita ibaratkan, agama Hindu itu seperti pohon besar yang memiliki cabang yang sangat banyak yang melambangkan berbagai pemikiran keagamaan.
Perkembangan agama Hindu–Budhatidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus, di India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu–Budhaketempat lain di dunia.
Peradaban Lembah Sungai Indus berada sepanjang Sungai Indus di Pakistan sekarang ini. Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 – 1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar – Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.
Letak peradaban terbesar bangsa India adalah terletak di Mohenjodaro dan Harapa.Suku asli India adalah bangsa Dravida, yang kemudian eksistensinya sedikit demi sedikit tergusur oleh kedatangan bangsa Arya dari Asia Barat. Peradaban India sering disebut dengan peradaban sungai Indus yang dialiri oleh lima anak sungai yaitu; Yellum, Chenab, Ravi, Beas, Suttly yang kemudian terkenal dengan sebutan Punjab (Daerah lima Aliran Sungai).
Penggalian – penggalian disitus Mohenjodaro – Harappa, mengungkapkan bahwa pendukung peradaban ini telah memiliki tingkat peradaban yang tinggi.Dari bukti – bukti peninggalan yang didapat, kita memperoleh gambaran bahwa penduduk Mohenjodaro – Harappa telah mengenal adat istiadat dan telah mempunyai kebiasaan – kebiasaan dalam masyarakatnya.Misalnya, banyak ditemukan amulet – amulet atau benda – benda kecil sebagai azimat yang berlubang – lubang, diasumsikan digunakan sebagai kalung.Lalu, ditemukan juga materai yang terbuat dari tanah liat, yang kebanyakan memuat tulisan – tulisan pendek dalam huruf piktograf, yaitu tulisan yang bentuknya seperti gambar.Sayangnya, huruf – huruf ini sampai sekarang belum bisa dibaca, sehingga misteri yang ada di balik itu semua belum terungkap.

B.  RUMUSAN MASALAH
Setelah adanya pemaparan  mengenai  latar  bekalang  masalah diatas maka dalam makalah  ini, pemakalah  mengajukan  permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
a)    Bagaimanakah keadaan geografis lembah sungai indus dan india kuno
b)   Bagaimana kebudayaan harappa dan mohenjaro darro, chanhu daro
c)    Bagaimana Karakteristik lembah sungai indus dan india kuno
d)   Bagaimana perkembangan lembah sungai indus dan india kuno
e)    Bagaimana pengaruh lembah sungai indus dan india kuno di asia dan indonesia  
C.  TUJUAN  PENULISAN MAKALAH
Berdasarkan  uraian  makalah diatas.Maka  tujuan dari penulisan  makalah ini adalah sebagai berikut :
a)    Memperoleh informasi mengenai keadaan geografis Lembah Sungai Indus dan India Kuno
b)   Memperoleh informasi mengenai kebudayaan Harappa dan Mohenjaro Darro, Chanhu Daro
c)    Memperoleh informasi mengenai karakteristik Lembah Sungai Indus dan India Kuno
d)   Memperoleh informasi mengenai perkembangan Lembah Sungai Indus dan India Kuno
e)    Memperoleh informasi mengenai pengaruhnya di Asia dan Indonesia. 
D.  SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan Makalah, dan Sistematika Penulisan Makalah.
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini  mengenai uraian isi makalah.
BAB III PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  KEADAAN GEOGRAFIS LEMBAH SUNGAI INDUS DAN INDIA KUNO
Secara geografis, letak peradaban kuno ini di sebelah utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya.Sebelah barat berbatasan dengan Pakistan.Di selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh.
a.    Tata Kota
Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi.
Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibu kota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun 2350 – 1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada abad pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang – barang tembikar. Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan.Fondasi bangunan yang luas membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Wilayah kota dibagi atas beberapa bagian atau blok yang dilengkapi jalan yang ada aliran airnya.
b.    Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur.Pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat India.Limpahan lumpur sungai Indus telah memberikan kesuburan bagi tanah disekitarnya.Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerah pedalaman.
Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah – daerah pertanian menunjukkan bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban yang tinggi. Hasil – hasil pertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain – lain.
c.    Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah, alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta bangunan-bangunan.
Demikian juga dengan barang – barang yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau yang disebut terracota, teruma barang – barang peralatan rumah tangga.
d.    Perekonomian
Sistem perekonomian masyarakat lembah Sungai Indus sangat bergantung pada pengolahan lahan pertanian di sekitar sungai.Di kawasan ini, petani menanam padi, gandum, sayuran, buah – buahan, dan kapas.Selain itu mereka juga beternak sapi, kerbau, domba, dan babi. Selain pertanian dan peternakan, perdagangan juga merupakan aspek perekonomian penting bagi masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan hasil pertanian membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yang diperjual – belikan masyarakat lembah Sungai Indus adalah barang – barang dari perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit dan gading.
e.    Pemerintahan
Raja – raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
1.    Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansi dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya.Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab.Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan selanjutnya berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di Pattaliputra.
Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya.Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya.Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat iuas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur.
2.    Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268 – 282 SM. Ashoka merupakan cucu dari Candragupta Maurya.Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang.Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan tidak lagi melakukan peperangan.
Mula – mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha.Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama resmi negara.Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah – belah menjadi kerajaan kecil.Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu.Maka berdirilah Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.
f.     Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa – dewa tersebut misalnya dewa bertanduk besar,  dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dan gajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin).Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian.
(http://theragnhild.wordpress.com/2012/08/20/peradaban-india-kuno-indhus-dan-gangga)
B.  KEBUDAYAAN HARAPPA DAN MOHENJARO DARRO, CHANHU DARO
Dalam mempelajari peradaban dunia nama Indus lebih jauh lebih popular. Hal itu berhubungan dengan adanyapenemuan besar pada abad ke 20 oleh jawaran Pemeriksaan kebudayaan kuno di India.Ketika itu mereka sedang melakukan penggalian tanah di sebuah kampong bernama Mohenjo-Daro dan Harappa yang berada ditepi lembah sungai Indus.
Penggalian itu menghasilkan barang – barang berharga, antara lain perabot rumah tangga, lempengan – lempengan tanah yang berhiaskan gambar binatang dan pohon beringin, serta sisi – sisi bangunan gedung maupun sisi – sisi benteng. Bangunan tersebut paling banyak ditemukan di kampong Mohenjo-Daro.Oleh karena itu para ahli memperkirakan bahwa masyarakat yang tinggal di sungai Indus sudah mempunyai peradaban yang tinggi.Adanya perabot rumah tangga menandakan bahwa mereka sudah hidup bermasyarakat dan mempunyai kemampuan mengelola dan menyajikan makananseperti layaknya manusia sekarang.
Peradaban Lembah Indus menurut para arkelog pernah berlangsung di Lembah Sungai Indus sejak 3.000-500 SM. Zaman ini sering disebut zaman Chalcolithicum. Ketika India masih di bawah kekuasaan pemerintah Inggris mulailah dirintis penggalian kota terpendam. Penggalian kota yang terpendam dipimpin oleh Sir John Marshall. Penggalian bekas kota dipusatkan di tepi Sungai Indus yaitu Harappa, Mahenjodaro, dan Chanhudaro.
Penggalian dilakukan sejak tahun 1925 di bekas kota Mahenjo-daro. Dari penggalian tersebut diketemukan antara lain:
1)   Meterai – meterai berhuruf, diduga untuk sarana menghindarkan bahaya.
2)   Bangunan bekas rumah yang sudah memiliki pintu, ukuran batu bata yang sama, dan ditemukan pendopo. Peneliti menemukan kolam renang yang berukuran besar, dimungkinkan sebagai kolam renang yang disucikan untuk dewa – dewi. Ditemukan pula bangunan bekas perairan yang sudah tertata rapi, sistem drainase kota. Mereka sudah menggunakan alat – alat dari batu dan tembaga. Hal ini memperkuat bahwa warga masyarakat sudah mengenal dan menggunakan api.
3)   Perhiasan barang mewah menunjukkan keindahan berupa kalung, gelang, anting – anting yang terbuat dari emas dan perak. Alat – alat rumah tangga dan permainan anak – anak sudah dihiasi dengan seni gambar dan seni ukir yang indah.
4)   Mereka sudah mengenal binatang peliharaan, seperti: gajah, unta, kerbau dan anjing.
Dari penggalian di Harappa (daerah Punjab, sekitar 600 km utara kota Mohenjodaro) ditemukan, antara lain:
1)   Arca – arca yang telah memiliki nilai seni berkualias tinggi.
2)   Ukiran – ukiran kecil terbuat dari terracotta dengan berbagai bentuk, misalnya bentuk wanita telanjang dengan dada terbuka.
3)   Penghuni kota Harappa telah mengenal memasak, terbukti adanya peninggalan alat dapur terbuat dari tanah liat, periuk – periuk dan pembakaran batu bata.
4)   Arca – arca yang melukiskan manusia, lembu menyerang harimau, lembu bertanduk satu dan binatang angan – angan yang disucikan. Arca – arca ini menunjukkan tingginya teknologi peradaban masyarakat Harappa.
Dari hasil penemuan di kota – kota tadi dapat ditarik kesimpulan, antara lain:
1)   Bangunan perkotaan sudah tertata dengan rapi. Ciri kota adalah jalan lurus, rumah menghadap ke jalan, dan kota bersih.
2)   Bangsa Dravida sudah hidup menetap mengikuti pemerintahan aturan (gramma), bercorak kesukuan, dan mata pencaharian mereka dengan bertani.
3)   Sudah mengenal kepercayaan agama keibuan.
4)   Peradaan bangsa Dravida disebut pula peradaban pra – Hindu.
Cara penguburan jenazah nampaknya mempunyai bermacam – macam cara tergantung dari suku bangsa. Di Mohenjodaro misalnya, tidak adanya kuburan seolah – olah menunjukan adanya kebiasaan membakar jenazah.Kemudian abu jenazahnya ditempatkan dalam tempayan khusus.Namun, adakalanya tulang – belulang yang tidak dibakar disimpan dalam tempayan pula.Bukti – bukti menunjukan bahwa di Harappa kebiasaan menguburkan jenazah tetap ada.
Obyek yang paling umum dipuja oleh masyarakat di Lembah Sungai Indus adalah tokoh “Mother Goddess”, yaitu tokoh semacam ibu pertiwi yang banyak dipuja orang di daerah Asia kecil. Tokoh ini digambarkan seperti lukisan kecil pada periuk belanga serta pada materai maupun jimat – jimat. Dewi – dewi yang lain nampaknya juga digambarkan dengan bentuk tokoh bertanduk dan berpadu dengan pohon suci pipala. Seorang dewa yang bermuka tiga dan bertanduk dijumpai lukisannya pada salah sebuah materai batu dengan sikap duduk dikelilingi binatang.Tokoh ini disamakan dengan tokoh Siwa – Mahadewa pada zaman berikutnya.Dugaan ini diperkuat oleh penemuan gambar lingam yang merupakan lambang Siwa.Namun, tak dapat dipastikan apakah wujud – wujud pada materai tersebut menjadi obyek pemujaan atau tidak.

C.  KARAKTERISTIK LEMBAH SUNGAI INDUS DAN INDIA KUNO
Peradaban Lembah Sungai Indus
Peradaban Lembah Sungai Indus berada sepanjang Sungai Indus di Pakistan sekarang ini. Puing Mohenjo-daro difoto di atas merupakan pusat dari masyarakat kuno ini.Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang merupakan wilayah Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.
Kebudayaan Lembah Sungai Indus (abad 3 SM)
1.      Mohenjodaro
Benda-benda yang ditemukan: huruf, bangunan, perhiasan, alat rumah tangga, permainan anak-anak yang sudah dihiasi berbagai seni gambar dan seni ukir yang indah, mereka telah mengenal biantang: gajah, unta, kerbau, anjing. Berdasarkan benda-benda yang ditemukan di Mohenjodaro, maka dapat disimpulkan bahwa peradaban Lembah Sungai Indus di Mohenjodaro sudah sangat tinggi.
2.      Harappa
Benda-benda yang ditemukan: arca-arca, patung (terra cotta) yang diukir seperti bentuk wanita telanjang dg dada terbuka. Ukiran itu member makna bahwa ibu merupaka sumber kehidupan; alat dapur dari tanah liat, periuk belanga, pembakaran dari batu keras (masih kuat sampai sekarang); sebuah patung pohon disamping dewa (gambaran kesucian pohon bodhi tempat Sidharta menerima wahyu) beberapa ratus tahun kemudian; arca-arca yg melukiskan lembu yg menyerang harimau; lembu yang bertanduk, sebagai gambaran bahwa mereka sangat mensuckan binatang. Hal ini tampak ketika masyarakat India mensucikan sapi sampai sekarang.
BANGSA ARYA
Bangsa Arya atau Indo Arya mendiami kawasan di sebelah timur sungai Indus: Diantara sungai Sutlej dan Yamuna. Arya adalah bangsa pengembara. Mereka memiliki kemampuan bersyair yang tinggi walau tidak mengenal bahasa tulis. Tradisi lisan ini merupakan transisi masa prasejarah dan sejarah. Diduga bahwa syair-syair yang dibuat oleh bangsa Arya dibuat setelah kebudayaan Harappa dan Mohenjodaro runtuh, sekitar 1500-1000 SM. Kedatangannya di India harus menyingkirkan terlebih dulu masyarakat sebelumnya, yakni masyarakat pendukung kebudayaan Mohenjodaro dan Harappa. Ciri masyarakat itu adalah berbahasa Dravida, dan tidak berhidung (menurut kitab Veda), bibir tebal, kulit hitam, dan menyembah dewa phallus (dewa kejantanan).Bangsa Arya sangat menghargai wanita. Hal itu terbukti ketika para wanita dipercayakan untuk mengatur rumah tangga, membangi kurban, mengatur para budak dan anggota keluarga yang lain. Wanita juga ditugaskan menggiling gandum, mencuci alat-alat dapur, dan melahirkan anak (laki-laki). Budaya Arya sangat mendambakan anak-anak laki-laki, jika tidak diperoleh maka istri bisa dicerai. Begitupula ketika suami meninggal, maka sang istri harus menaiki pancake, tempat pembakaran jenazah suami dan ikut terbakar bersama suami. Abu jenazah serta tulang belulang dicuci dan disimpan dalam guci.Kebiasaan lain bangsa Arya yaitu gemar melakukan lomba perang-perangan atau lomba memanah. Tari-tarian dilakukan dengan gembira yg diiringi dg music. Mereka juga punya kebiasaan bermain judi (permainan dadu). Perkawinan hanya terjadi pada wanita dewasa dan tidak dikenal poligami, kecuali para kepala suku. Bagi mereka perkawinan adalah sesuatu yang suci. Hal itu dapat dilihat dalam kitab veda: “Saya menggandeng tanganmu untuk kebahagiaan dan kebesaranmu sampai ke hari tua dengan saya suamimu”.
kitab ramayana dan mahabarata
Inti cerita tersebut adalah kisah perjalanan Bangsa Arya. Kedua, kedudukan pendeta tidak terlalu penting dibading ksatria. Ketiga, kemegahan yg terbesar adalah mati dalam pertempuran, yg bakal menjamin kemasyuran abadi. Prajurit harus ditopang dengan kejujuran ketika berhadapan dengan musuhnya. Sedangkan wanita digambarkan sebagai wanita setengah pria, yg menjadi teman sejati, sumber abadi dari sifat baik, kesenangan dan kekasih dalam keluarga. Istri yg baik adalah telam dalam kesunyian, seorang ayah yang member nasehat, dan suatu peristirahatan dalam menempuh pengembaraan hidup.
D.  PERKEMBANGAN LEMBAH SUNGAI INDUS DAN INDIA KUNO
Perkembangan agama Hindu – Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus, di India.Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain di dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000 – 1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa.Bangsa Aria sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman.Awalnya bangsa Aria bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam.Bangsa Aria merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida.Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Orang Arya mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida.Oleh karena itu, Agama Hindu yang berkembang sebenarnya merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria dan bangsa Dravida. Selain itu, istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/Sungai Shindu/Hindustan sehingga disebut agama dan kebudayaan Hindu. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme).Daerah perkembangan pertamanya terdapat di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik bangsa Hindu).
Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu:
§  Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.
§  Wisnu sebagai dewa pemelihara alam.
§  Siwa sebagai dewa perusak.
§  Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti.
Kitab suci agama Hindu disebut Weda (Veda) artinya pengetahuan tentang agama.Pemujaan terhadap para dewa – dewa dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Ajaran ritual yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan upacara keagamaan yang ditulis oleh para Brahmana disebut kitab Veda/Weda yang terdiri dari 4 bagian, yaitu:
§  Reg Veda, berisi tentang ajaran – ajaran Hindu, merupakan kitab tertua (1500 – 900 SM) kira – kira muncul saat bangsa Aria ada di Punjab.
§  Yajur Veda, berisi doa – doa yang dibacakan waktu diselenggarakan upacara agama, lahir saat bangsa Aria menguasai daerah Gangga Tengah.
§  Sama Veda, berisi nyanyian puji – pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara agama.
§  Atharwa Veda, berisi kumpulan mantera – mantera gaib, doa – doa untuk menyembuhkan penyakit. Doa/mantra muncul saat bangsa Arya menguasai Gangga Hilir.
Hindu mengenal pembagian masyarakat atas kasta – kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.
§  Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta.
§  Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara, terdiri dari raja dan keluarganya, para bangsawan, dan prajurit.
§  Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak, terdiri dari para pedagang.
§  Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak, merupakan para pekerja kasar.
Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan.Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam golongan kaum Paria seperti bangsa Dravida.Paria disebut juga Hariyan dan merupakan mayoritas penduduk India.
Pembagian kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama.Pelapisan tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat keturunan/empat kasta.Pembagian kasta tersebut didasarkan pada keturunan.
Masyarakat Lembah Sungai Indus telah mengenal cara penguburan jenazah, tetapi, hal ini disesuaikan dengan tradisi suku bangsanya. Di Mohenjodaro contohnya, masyarakatnya melakukan pembakaran jenazah.Asumsi ini didapat karena pada letak penggalian Kota Mohenjodaro tidak terdapat kuburan.Jenazah yang sudah dibakar, lalu abu jenazahnya dimasukkan ke dalam tempayan khusus.Namun ada kalanya, tulang – tulang yang tidak dibakar, disimpan di tempayan pula. Objek yang paling umum dipuja pada masa ini adalah tokoh “Mother Goddess”, yaitu tokoh semacam Ibu Pertiwi yang banyak dipuja orang di daerah Asia Kecil. Mother Goddess digambarkan pada banyak lukisan kecil pada periuk belanga, materai, dan jimat – jimat. Dewi – dewi yang lain nampaknya juga digambarkan dengan tokoh bertanduk, yang terpadu dengan pohon suci pipala. Ada juga seorang dewa yang bermuka 3 dan bertanduk.Lukisannya terdapat pada salah satu materai batu dengan sikap duduk dikelilingi binatang.Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya gambar lingga yang merupakan lambang Dewa Siwa.Namun, kita juga tidak dapat memastikan, apakah wujud pada materai tersebut menjadi objek pemujaan atau tidak.Meskipun demikian, dengan adanya bentuk hewan lembu jantan tersebut, pada masa kemudian, bentuk hewan seperti ini dikenal sebagai Nandi, yaitu hewan tunggangan Dewa Siwa.
E.  PENGARUHNYA DI ASIA DAN INDONESIA
Beberapa pengaruh peradaban Lembah Sungai Indus terhadap kebudayaan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut :
1.    Pembakaran dupa dan kemenyan ketika akan melakukan upacara.
2.    Keyakinan tentang zimat atau benda yang mempunyai kesaktian tertentu.
3.    Keyakinan pada batara kala, upacara ruatan.
4.    Pengagungan pada cerita Ramayana dan Mahabharata dalam cerita wayang
5.    Upacara wedalan (hari lahir), sekaten, penanggalan Hindu, hari pasaran, perhitungan wuku, dan upacara – upacara setelah kematian seseorang.
6.    Banyaknya kata – kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Sanskerta dan Pali.
7.    Olahraga pernapasan, yaitu yoga.
8.    Islam yang berkembang di Indonesia berasal dan dipengaruhi budaya India. Hal itu dibuktikan dengan melihat hal – hal berikut :
Batu kubur atau nisan Sultan Malik As Saleh terbuat dari batu marmer yang memiliki corak yang sama dengan yang ada di India pada abad ke-13, relief yang terdapat dalam makam Sultan Malik As Saleh memiliki corak yang sama dengan yang ada di kuil Cambay India, serta 3) adanya unsur – unsur Islam yang menunjukkan persamaan dengan India, salah satunya cerita atau hikayat tentang nabi dan pengikutnya sangat jauh dari cerita – cerita Arab, tetapi malah lebih mirip dengan cerita dari India.
(http://budisma.web.id/materi/sma/sejarah-kelas-x/peradaban-lembah-sungai-indus)



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
India adalah negara yang memiliki sejarah peradaban tinggi. Para ahli sejarah memperkirakan peradaban Lembah Sungai Indus pada kurun waktu 2800 SM–1800 SM. Peradaban India Kuno ini dikenal sebagai peradaban Harappa karena penggalian pertamanya di kota Harappa. Adalah seorang arkeolog berkebangsaan Inggris bernama Sir John Hubert Marshall yang mengungkapkan adanya kota kuno Harappa dan Mohenjondaro pada awal abad ke-20.
Peradaban kuno tersebut berada di tepi aliran dua sungai besar, yaitu Sungai Indus yang masih ada sampai sekarang dan Sungai Sarasvati yang mungkin telah kering pada akhir 1900 SM. Para ahli meyakini  bahwa pusat peradaban Mohejodaro terletak di Lembah Indus yang berada di timur Sungai Indus, tepatnya di provinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa diprovinsi Punjabi, India.
Secara geografis, letak peradaban kuno ini di sebelah utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya.Sebelah barat berbatasan dengan Pakistan.Di selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan sebelah timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh.
Peradaban Lembah Indus menurut para arkelog pernah berlangsung di Lembah Sungai Indus sejak 3.000-500 SM. Zaman ini sering disebut zaman Chalcolithicum. Ketika India masih di bawah kekuasaan pemerintah Inggris mulailah dirintis penggalian kota terpendam. Penggalian kota yang terpendam dipimpin oleh Sir John Marshall. Penggalian bekas kota dipusatkan di tepi Sungai Indus yaitu Harappa, Mahenjodaro, dan Chanhudaro.



DAFTAR PUSTAKA
http://theragnhild.wordpress.com/2012/08/20/peradaban-india-kuno-indhus-dan-gangga
http://budisma.web.id/materi/sma/sejarah-kelas-x/peradaban-lembah-sungai-indus
http://budisma.web.id/materi/sma/sejarah-kelas-x/peradaban-lembah-sungai-indus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar